“Today, Tomorrow, and Forever I Love you”
Kim TaeYeon and Leeteuk / Suju and SNSD / Friendship, Romance, Mellow, Marriage Life / PG 15+
Copyright@dongjae0590
– Happy Reading –
Cahaya matahari di pagi itu perlahan-lahan mulai menerangi seisi rumah Leeteuk dan juga Taeyeon. Sepasang anak manusia yang belum lama ini mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Keputusan untuk mengakhiri masa lajang bukanlah perkara mudah bagi kedua insan ini. Karir yang tengah melejit sebagai seorang public figure membuat mereka harus memikirkan segala sesuatunya. Mereka harus lebih bisa membagi waktu antara keluarga dan juga pekerjaan sebagai seorang artis. Sepertinya kedua pasangan ini paham betul dengan tanggung jawab baru yang mereka miliki dan mereka yakin akan dapat menjalaninya dengan imbang, tanpa cacat sedikit pun. Cahaya matahari di pagi itu perlahan-lahan mulai menerangi seisi rumah Leeteuk dan juga Taeyeon. Sepasang anak manusia yang belum lama ini mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Tumpukan pekerjaan sekarang menanti kedua anak manusia ini. Setelah mengambil cuti selama satu minggu untuk berbulan madu, sekarang tiba waktunya untuk kembali kepada realita. Tidak ada lagi bermalas-malasan di atas kasur. Tidak ada lagi kata tunggu ataupun nanti.
“Ireona!!!”, Untuk kesekian kalinya TaeYeon membangunkan suaminya
“Hmmm…”, Bukannya langsung duduk, tapi Leeteuk malah menarik selimut dan menukar posisi tidurnya
Itulah rutinitas baru TaeYeon, membangunkan suaminya dari alam mimpi dan itu sangatlah sulit. Sudah berbagai macam cara ia lakukan untuk membangunkan pria itu, tapi hasilnya nihil. Mulai dari memukul, mengelitik, hingga memercikkannya dengan air pun sudah pernah ia lakukan. Tapi apa, suaminya itu tetap saja tidak mau bangun.
“Ayo,..katanya pagi ini ada jadwal”, TaeYeon pasrah dan akhirnya kembali berbenah.
“Sekarang jam berapa???”, Ia berusaha membuka mata
“Sudah jam 8 oppa”, Jawab TaeYeon
“Apaaaaaa???”, Dengan segera Leeteuk langsung beranjak dari tempat tidur
“Kenapa???”, Tanya TaeYeon yang bingung menatap sang suami kalang kabut menyiapkan dirinya.
Begitulah kalau ia sudah terlambat. Mundar mandir mengelilingi kamar. Tidak tahu hendak melakukan apa. Taeyeon hanya bisa menonton tingkah laku suaminya itu dari meja riasnya. Ia bahkan sesekali tertawa geli melihat raut wajah lucu yang dipertontonkan suaminya itu.
“Kenapa tidak membangunkanku dari tadi”, Omelnya.
“Aku sudah membangunkanmu dari pukul 7 tadi oppa”, TaeYeon beranjak dari meja hias
TaeYeon pun keluar dari kamar dan membiarkan sang suami sibuk dengan kerepotannya. Meskipun dalam hati ia tak tega, tapi itu sudah menjadi konsekuensinya. Kenapa tidak segera bangkit ketika dibangunkan.
Sembari menyiapkan sarapan untuk sang suami, TaeYeon tak henti-hentinya tertawa sendiri melihat prilaku sang suami yang seperti orang kebakaran jenggot.
TaeYeon pun membawakan roti dan secangkir kopi ke dalam kamar dan meletakkannya di atas meja samping kasurnya. Sambil menunggu Leeteuk selesai mandi, ia pun merapikan tempat tidur dan menyiapkan baju yang akan dikenakan sang suami.
“Oppa sudah telat”, Ucap Leeteuk ketika keluar dari kamar mandi
“Makanya kalau dibangunin itu jangan hmm..hmmm…saja, tapi bangun”, TaeYeon membantu sang suami memasangkan kancing baju. Leeteuk diam. Ia mengakui kalau dirinya salah karena tidak beranjak dari tempat tidur saat istrinya membangunkan sejak pertama kali.
“Kau tidak ada jadwal hari ini???”, Leeteuk merapikan rambutnya
“Nanti jam 12”, Balasnya
Dengan lembut Leeteuk mencium kening sang istri dan segera bergegas ke luar kamar. Ia bahkan hampir lupa membawa tas saking ribetnya.
“Oppa sarapannya”, Taeyeon menyodorkan roti dan kopi
“Oppa tidak sempat”, Ucapnya. Tapi akhirnya ia mengambil roti dari tangan TaeYeon dan meminum kopi.
Leeteuk menatap wajah polos sang istri sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan wanita itu sendirian. Ia juga tak lupa meninggalkan noda di bibir sang istri. Sebuah ciuman yang ia berikan tepat di bibir sang istri sebelum pergi meninggalkannya.
“Oppa”, TaeYeon membersihkan mulutnya yang terkena bekas kopi yang tadi diminum Leeteuk. Ia melambaikan tangan dan menutup pintu.
“Pria itu merusak lipstikku saja”, TaeYeon mendekatkan bibirnya pada kaca rias dan memperbaiki lipstiknya
Sembari menunggu jemputan salah seorang membernya, ia menyempatkan diri untuk membersihkan piring dan beberapa alat masak bekas ia tadi pagi. Rutinitas baru setelah resmi dipersunting leader super junior itu. Meskipun pekerjaan bersih-bersih bukanlah baru baginya, tapi tetap saja menjadi hal baru ketika melakukannya di rumah sendiri.
Bell apartement pun berbunyi, orang yang ia nanti telah datang. Yoona yang tinggal dua lantai di atas apartementnya datang menjemput eonninya untuk berangkat bersama.
“Eonni udah siap??”, Yoona memperhatikan kostum yang dikenakan eonninya pagi itu.
“Sudah”, TaeYeon segera mengambil tas miliknya
“Eonni”, Sapa Yoona sambil tertawa
“Ada apa?”.
“Eonni yakin mau pergi seperti itu?”, Yoona menunjuk celemek yang masih mengikat tubuh kakak tertuanya itu.
Saking tergesa-gesanya TaeYeon sampai lupa melepas celemek yang sedari tadi ia gunakan untuk melindungi bajunya dari kotoran dapur.
“Eonni kenapa bawaannya banyak sekali???”, Yoona membantu TaeYeon mengangkat dua buah tas yang sudah ia persiapkan.
“Tasku cuma satu dan yang satunya lagi bukan punyaku. Sepertinya ada yang ketinggalan tas ini setelah pesta tadi malam”, Terang TaeYeon
“Siapa???”, Tanya Yoona
“Tidak tahu. Isinya hanya beberapa kertas. Mungkin anak-anak yang lain tahu tas ini milik siapa”, Ujar TaeYeon
TaeYeon memastikan rumahnya ditinggalkan dalam keadaan aman sebelum benar-benar meninggalkannya. Ia tidak ingin pulang dan mendapatkan rumahnya dalam keadaan yang tidak wajar.
“Ngomong-ngomong, bukannya kau menginap di dorm semalam?? Kenapa bisa ada disini???”, Tanya TaeYeon binggung
“Ooo…tadi malam waktu aku sampai di dorm, tiba-tiba oppa menelpon dan bilang kalau dia dalam perjalanan pulang. Ya sudah aku putar balik saja”, Terangnya
“Bukannya Seung Gi oppa di Busan tiga minggu?? Kenapa baru beberapa hari sudah pulang??? Syutingnya sudah selesai???”, TaeYeon menutup pintu apartementnya
“Aku juga kurang mengerti eonni. Mungkin Seoul lebih baik dari pada Busan. Aku tidak tahu”, Ucap Yoona senang
“Hmmm…sepertinya kita akan kehilanganmu”, Ucap TaeYeon
Yoona tertawa dan sesekali mencubit pinggang eonninya itu. Ia sangat senang setelah mendengar kabar dari sang suami mengenai perpindahan lokasi syuting. Dan ia juga tak memungkiri kalau waktunya untuk member-membernya akan berkurang.
“Terus sekarang suamimu di rumah???”, Tanya Taeyeon
“Dia sudah pergi ketika aku masih tidur eonni. Menyebalkan”, Yoona yang tadinya tersenyum ceria, tiba-tiba menjadi cemberut.
Ditengah raut wajah yang murung, Yoona memasang sabuk pengamannya. Ia dan juga TaeYeon sudah siap untuk segera meluncur ke dorm mereka. Meskipun jarak dorm dan apartement mereka berdekatan, tapi tetap saja mereka harus mengendarai mobil agar tidak terjadi keributan di jalan akibat kehadiran mereka.
© © ©
Seperti hari-hari sibuk lainnya, dorm mereka akan terlihat seperti pasar traditional. Ribut, heboh, dan semuanya serba berserakan. TaeYeon dan Yoona yang baru saja datang tak merasa heran sekalipun dengan apa yang tengah mereka saksikan. Hal itu sudah umum bagi mereka berdua. Sekarang semenjak tinggal terpisah, mereka jadi tahu seribet dan seberantakkan apa dorm yang mereka akibatkan.
“Oo..TaeYeon-a, Yoona-ah wasseo??”, Sapa HyoYeon yang baru saja melintas di depan mereka dengan secangkir teh.
TaeYeon meletakkan tasnya di atas kursi dan segera beranjak menuju dapur, sedangkan Yoona memilih untuk duduk di sofa menyaksikan member yang tengah bersiap-siap.
“Tidak ada makanan?”, Tanya TaeYeon kepada SeoHyun yang tengah menerima telpon dari seseorang.
“Di dalam sana ada kok”, SeoHyun menunjuk ke arah yang tak pasti
“Percuma saja, bertanya pada orang yang sedang sayang-sayangan”, SeoHyun langsung mendapatkan sorotan sadis dari sang maknae.
“Sudah berapa lama?”, Tanya TaeYeon sambil melahap sereal milik SooYoung
“Udah hampir satu jam. Maklum yang CLBK”, Jawab SooYoung
Begitulah sifat mereka setiap harinya, saling menjahili sesama, tetapi dibalik itu ada rasa kasih sayang mereka miliki untuk sesama.
“TaeYeon-ah, bagaimana malam pertama dirumah baru???”, Tanya Tiffany penasaran
Mendengar pertanyaan itu Sunny, SooYoung, SeoHyun, Jessica, dan Yuri yang saat itu sedang berada dekat dengan TaeYeon mendekatkan tubuh mereka untuk mendengarkan ceritanya. Tapi TaeYeon tidak mau menceritakannya, ia hanya senyum-senyum manis menanggapi pertanyaan sahabat-sahabatnya itu. Ia tahu kalau pertanyaan itu bukanlah pertanyaan sembarangan dan ia tahu betul apa yang diinginkan member-membernya itu.
“Ya,..TaeYeon-ah, kenapa kau jadi seperti Yoona tidak mau cerita?”, HyoYeon memaksa
“Sekarang aku baru tahu kenapa Yoona tak mau bercerita pada kalian”, Sambil tertawa TaeYeon pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya menuju kamar
Yoona yang baru saja selesai menerima telpon dibuat terkejut dengan ekspresi sahabat-sahabatnya yang seolah-olah akan menjadikannya sarapan pagi. Tanpa berkata apa-apa perlahan-lahan Yoona menjauh dan memasuki kamar tempat TaeYeon berada.
“Eonni, kenapa mereka menatapku seperti itu?”, Tanya Yoona penasaran. TaeYeon hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dongsaengnya itu.
Mereka pun kembali berbenah, setelah intermezo sejenak. Yoona dan TaeYeon yang sudah selesai pun ikut membantu member-membernya berbenah. Ini merupakan jadwal pertama TaeYeon setelah ia menikah dan kembali dari honeymoon.
“Ini tas siapa???”, HyoYeon mengangkat tas yang tadi di bawa oleh TaeYeon
“Tas itu tadi aku yang bawa. Sepertinya ada yang meninggalkan tas itu di rumah”, TaeYeon mendekati HyoYeon
HyoYeon kemudian membuka tas tersebut. Ia terkejut dan langsung menatap TaeYeon sambil mengangkat sebuah kertas. TaeYeon balas menatap HyoYeon dengan tatapan bingung.
“Yuri-ah”, Sapa TaeYeon menghampiri. Yuri membalikkan badannya menatap TaeYeon dan HyoYeon yang terlihat seolah-olah akan memangsanya.
HyoYeon pun menyerahkan beberapa berkas yang tadi ia temukan bersama TaeYeon di dalam tas milik TaeYeon.
“Ini apa???”, Tanya TaeYeon
“Kenapa tidak cerita???”, Ujar HyoYeon
“Sebenarnya aku mau cerita, tapi oppa tidak mengizinkanku”, Terang Yuri.
Berita bahagia yang disembunyikan Yuri sekarang telah terbongkar. Seperti yang selalu disorakkan Tiffany, bahwa tidak ada rahasia diantara mereka dan sekarang semuanya terbukti. Mereka tidak akan bias merahasiakan segala sesuatunya begitu lama karena semuanya akan terbongkar tanpa sepengetahuan mereka sendiri.
© © ©
Setelah penat seharian bekerja, akhirnya Leeteuk bisa juga menikmati indahnya bersantai. Sembari menanti sang istri pulang bekerja, ia memutuskan untuk rehat sejenak di beranda apartemen mereka. Ditemani secangkir teh hangat ia menikmati indahnya malam dengan taburan bintang yang begitu indah. Tidak ada awan gelap ataupun kabut yang menyembunyikannya dari seluruh penduduk Kota Seoul malam itu.
Tiiinnniinnnggg,…..Pintu apartment terbuka, tanpa melihat siapa yang datang, ia sudah bisa menebak kalau itu adalah istrinya, TaeYeon. TaeYeon yang baru saja memasuki ruang tamu langsung mencari sang suami, yang ia yakini sudah berada di rumah dari tadi.
Ketika hendak memasuki kamar, ia melihat pintu beranda terbuka. Dengan segera ia pun mendekati pintu itu dan benar, pria yang dari tadi ia cari tengah duduk santai menikmati indahnya ciptaan Tuhan dengan ditemani oleh secangkir teh buatannya sendiri. Perlahan-lahan ia dekati suaminya itu dan menutup kedua mata sang suami dengan kedua tangannya.
“Yeobbeo“, Sapa Leeteuk sambil memegangi tangan istrinya.
TaeYeon tersenyum ketika Leeteuk berhasil menyingkirkan tangannya dari kedua mata suaminya itu. Leeteuk menarik tangan istrinya dan menyuruhnya untuk duduk di pangkuan.
“Kenapa baru pulang???”, Tanya Leeteuk dengan nada yang sangat manis
“Kerjaanku baru selesai pukul 9 oppa, makanya baru sampai di rumah jam segini”, TaeYeon mengambil cangkir teh dari tangan suaminya dan meminumnya. .
“Oppa kenapa malam-malam duduk disini, nanti masuk angin”, Ujar TaeYeon mencemaskan kesehatan sang suami. Leeteuk tersenyum sambil berkata,” Kau sudah makan belum?”,
“Belum”, Jawab TaeYeon singkat.
“Baiklah, kau mandi dulu, biar oppa siapkan makanan”, TaeYeon mulai meninggikan alis kirinya. Ini pertama kalinya ia mendengar bahwa suaminya itu akan memasak untuknya.
“Oppa mau masak??? yang bener saja??”, TaeYeon tidak percaya
Leeteuk mengantarkan istrinya hingga depan pintu kamar mandi. Seperti seorang pelayan Leeteuk membukakan pintu kamar mandi dan mempersilahkan sang istri untuk masuk. TaeYeon hanya bisa tersenyum manis melihat tingkah suaminya yang sedikit berbeda dari hari biasanya.
Sembari menunggu TaeYeon selesai mandi, Leeteuk menyiapkan makanan kesukaan TaeYeon, yaitu sup kimchi untuk menu makan malam mereka berdua. Walau pun ia tidak terlalu bisa memasak, tetapi ia sudah belajar khusus pada sang ibu mertua untuk memasak semua makanan yang digemari Taeyeon, termasuk sup kimchi.
Bak seorang chef profesional, ia memotong semua bahan-bahan yang ia butuhkan dengan sangat rapi. Ia masukkan semua bahan dan bumbu-bumbu yang telah dipersiapkan ke dala panci. Sesekali ia cicipi masakan yang tengah dimasak itu. Saat dirasa sudah pas, barulah ia mematikan api dan menyajikannya di meja makan.
“TaeYeon pasti suka masakanku”, Leeteuk meletakkan sup buatannya di atas meja
Selesai mandi, TaeYeon langsung menuju meja makan dan betapa terkejutnya ia saat melihat sup kimchi yang berasap terhidang di atas meja.
“Oppa yang membuat semua ini??”, TaeYeon tidak percaya
“Untuk istriku tercinta, apa pun akan oppa lakukan”, Ucap Leeteuk sembari membukakan kursi untuk TaeYeon.
TaeYeon pun duduk di kursi yang sudah dipersiapkan sang suami. Ia langsung mencicipi masakan Leeteuk dengan sangat hati-hati. Selama ia pacaran dan kemudian menikah, ini adalah pertama kalinya Leeteuk memasak untuknya.
“Eottaeyo??”, Leeteuk mendekatkan kepalanya pada TaeYeon yang tengah mencicipi masakannya
TaeYeon terus mengunyah, menguyah, dan akhirnya mengeluarkan sebuah kata-kata,” Hmmm…massita”, Ucapnya.
“Tukan, oppa sudah bilang kalau ini pasti enak”, Leeteuk memuji jirih payahnya sendiri.
“Arraseo,..sepertinya aku bisa pensiun cepat di dapur”, Canda TaeYeon
Leeteuk menghiraukan candaan istrinya dan meletakkan beberapa potongan daging ke atas mangkok sang istri, ” Kau harus makan yang banyak, agar tidak sakit. Jadwalmu sudah mulai padat akhir-akhir ini”, Ucap Leeteuk
“Iya oppa. Sebulan tidak beraktivitas seperti ini membuat badanku jadi pegal-pegal”, Ujarnya
“Kalau oppa sempat, akan oppa buatkan makan malam untukmu setiap hari”, Ujar Leeteuk
“Jinjja oppa”, TaeYeon menaikkan wajahnya
“Gomawo-yo oppa”, TaeYeon meneruskan makannya
TaeYeon terus melahap semua makanan yang dihidangkan suaminya, entah memang lapar ataukah memang karena masakan yang dibuat Leeteuk yang begitu enak.
Sehabis makan, Leeteuk dan TaeYeon duduk di ruang keluarga. Mereka saling berbagi mengenai aktivitas pertama yang baru saja mereka jalani setelah berbulan madu.
“Bagaimana tadi???”, Tanya Leeteuk
“Biasa saja oppa, tapi itu dia karena terlalu lama istirahat jadinya cepat capek”, Jawab TaeYeon
“Sebentar lagi juga terbiasa”, Leeteuk memijit istrinya
“Sudah oppa, sini biar aku pijit”, TaeYeon membalikkan badan dan memijit suaminya
“Oppa tau tidak, tadi aku dan HyoYeon menemukan berkas pernikahan”, Ujarnya pada Leeteuk
“Sepertinya mereka sudah merencanakan sebuah pernikahan”, Sambungnya
Tak lama setelah itu, TaeYeon pun menyadari sesuatu,”Oppa,…Oppa,…Oppa,..”, TaeYeon mengoyang-goyangkan tubuh suaminya. Tapi sepertinya Leeteuk sangat lelah untuk mengeluarkan sepatah kata. Akhirnya Leeteuk menurunkan badannya dan tidur di pangkuan TaeYeon.
“Oppa kalau mau tidur di dalam saja”, Ujar TaeYeon
“Oppa”, TaeYeon mengoyang-goyangkan kakinya
Tapi tetap saja Leeteuk tidak beranjak dari pangkuan TaeYeon. Dengan terpaksa ia harus menerima Leeteuk tidur dipangkuannya. Sesekali ia belai rambut Leeteuk yang saat itu di beri warna merah.
“Gomawo-yo”, Ujarnya
“Aku janji akan menjadi istri yang setia dan baik kepadamu oppa”, Sambungnya
Sambil menatap langit yang mulai mendung, TaeYeon mengelus-elus kepala suaminya itu dan akhirnya ia pun tertidur dengan posisi memegangi kepala Leeteuk.
© © ©
Hidup sebagai sepasang suami istri sangat dinikmati oleh TaeYeon dan Leeteuk. Mengukir kisah cinta yang telah lama mereka mulai. Menyimpannya dalam memori masing-masing dan berharap agar kebahagiaan yang saat ini mereka rasakan tak pernah hilang. Kebahagiaan ditengah hadirnya calon anggota baru di dalam kehidupan mereka. Sesosok janin yang baru empat bulan ini bersemayam di dalam rahimnya.
TaeYeon pun dengan resmi mengurangi pekerjaannya demi sang jabang bayi. Ia tidak mau terjadi sesuatu dengan calon anaknya itu. Ia rela berhenti sejenak dari panggung hiburan demi dia.
”Oppa,..aku mau makan kimchi buatan omma”.
Ini bukan kali pertamanya sang istri merajuk meminta sesuatu. Sebelumnya ia pernah meminta bibimbab khas Jeonju dan pernah pula ia meminta fish cake dari Busan. Leeteuk sungguh di buat kewalahan dengan sifat ngidam sang istri. Ia tak pernah membayangkan akan seperti itu proses ngidam. Setaunya wanita ngidam biasanya hanya meminta makanan tertentu dan tidak terlalu jauh, tidak seperti permintaan istrinya yang membuatnya harus terbang keliling negeri.
Dan kali ini sang istri meminta kimchi. Kimchi yang dibuat langsung oleh mertuanya. Begitu banyak penjual kimchi di Seoul, tetapi kenapa harus kimchi buatan mertuanya, yang notabene tinggal ratusan kilometer dari kediamannya sekarang.
“Aduh,,..Oppa, hari ini harus perform, tidak bisa keluar kota”.
Leeteuk tidak bisa memenuhi permintaan istrinya kali ini. Ia tidak mau mengecewakan member-membernya untuk kesekian kalinya. Sudah cukup rasanya ia mengikuti proses ngidam sang istri, yang menurutnya keterlaluan. Kali ini ia memilih pekerjaannya dan bukan istrinya. Ia paham betul konsekuensi dari pilihannya itu dan ia terima. Ia bahkan sudah beberapa kali mendapatkan peringatan karena sering hilang ataupun tidak datang ketika waktu kerja datang.
“Bagaimana kalau minta tolong member-membermu saja??”.
Leeteuk benar-benar tidak bisa memenuhi permintaan istrinya itu kali ini. Ia benar-benar minta maaf. Ia sudah berjanji pada member-membernya bahwa hari ini akan ikut tampil di acara music special, yang selalu diadakan stasiun TV dalam memperingati datangnya musim panas.
“Aku maunya oppa yang menjemput”.
Leeteuk di buat pusing oleh situasi ini. Sejujurnya ia ingin sekali mengabulkan permintaan sang istri, tapi di satu sisi ia juga tak ingin mengecewakan member-membernya untuk kesekian kali. Terkadang ada penyesalan kenapa ia membuat istrinya itu hamil di saat yang tidak tepat, tapi di sisi lain ia bahagia karena akan menjadi seorang ayah. Ia benar-benar bingung. Bingung dengan pilihannya sendiri.
“Maafkan oppa sayang, nanti kalau sempat oppa jemput kimchinya”.
Dengan terpaksa Leeteuk harus meninggalkan istrinya itu seorang diri. Ia harus menepati janjinya kali ini. Ia tak ingin mengecewakan mereka lagi. Sebelum pergi, ia sempatkan untuk mencium kening sang istri.
TaeYeon masih saja cemberut, meskipun suaminya itu telah lama meninggalkannya di rumah. Ia tak percaya kalau suaminya itu lebih memilih pekerjaannya dari pada menuruti permintaannya. Pekerjaan memang lebih penting, tapi apakah anaknya tidak lebih penting dari pada itu. Sungguh ia tak percaya.
“Oppa kau jahat”.
Sesekali ia membanting piring yang tengah dia cuci, tapi beruntung piring itu bukanlah piring kaca yang akan pecah apabila di banting. Ia bahkan tak memperhatikan lagi keselamatannya saking kesalnya.
“Jadi dia sudah tidak mau lagi menuruti permintaanku. Ok kalau begitu”.
TaeYeon tak bisa lagi menahan perasaannya. Ia sangat menginginkan kimchi itu, tapi sang suami tak mau menjemputkannya. Akhirnya ia memutuskan untuk melakukannya sendiri. Ia memutuskan untuk menjemput sendiri kimchi yang sangat ia inginkan itu. Sekarang prioritas utamanya adalah calon bayinya. Ia akan melakukan apa saja untuk sang jabang bayi. Termasuk menjemput kimchi buatan sang ibu.
© © ©
“TaeYeon eonni pasti suka kalau aku buatkan ini”.
Yoona berjalan menuju apartement TaeYeon sembari membawa sebuah kotak. Ia sengaja membuatkan salad kesukaan eonninya itu. Walaupun simple, tapi itu adalah favorit eonninya dan ia yakin kalau sang eonni akan menyukainya.
Sembari menuruni anak tangga, Yoona memeluk kotak berukuran kecil menuju apartemen TaeYeon. Ia memilih untuk menggunakan tangga darurat dari pada lift selain olah raga, ia merasa naik tangga lebih cepat dari pada harus menunggu lift yang entah kapan datangnya.
Ketika Yoona tiba di lantai 7, lantai tempat tinggal TaeYeon, ia melihat seorang wanita keluar dari apartement itu dan pergi dengan sangat tergesa-gesa.
“Eonni”.
Yoona memanggil wanita yang belum lama ini ia lihat keluar dari kediaman TaeYeon. Ia yakin sekali kalau wanita itu adalah leadernya, TaeYeon. Tapi TaeYeon terus melaju dan meninggalkannya. Ketika hendak mengejar, pintu lift langsung tertutup. Ia terus menekan tombol turun. Kali ini ia memutuskan untuk menunggu lift karena tidak mungkin ia dapat mengejar TaeYeon kalau naik tangga, yang ada TaeYeon sudah menghilang saat ia tiba di lantai dasar. Pintu lift akhirnya terbuka, langsung saja ia masuk dan sesegera mungkin menyusul TaeYeon.
Setibanya di lobi, Yoona langsung mencari keberadaan eonninya itu, mulai dari ruang tunggu, hingga parkiran. Tepat ketika Yoona hendak menginjakkan kakinya di parkiran, mobil sedan hitam milik TaeYeon lewat tepat di depannya. Ia panggil, tapi tidak berhasil. Langsung saja ia mendekati mobilnya dan segera menyusul TaeYeon. Beruntung sekali ia membawa kunci mobil karena setelah memberikan salad, ia berniat untuk mengunjungi mertuanya.
Mesin mobil pun ia nyalakan dan segera menekan gas. Dengan perasaan sedikit penasaran dan juga cemas, Yoona mencari keberadaan mobil TaeYeon yang mulai hilang dari pandangannya.
“Eonni mau kemana buru-buru seperti itu???”.
Yoona memperhatikan setiap mobil sedan hitam yang berpapasan dengannya. Ia takut terjadi apa-apa dengan eonninya itu. Apalagi sekarang sang eonni tengah hamil. Apapun bisa terjadi padanya.
Mobil milik Yoona mulai memasuki batas kota, ia pun akhirnya melihat sedan hitam yang selama ini ia cari tengah mengisi bensin. Tanpa fikir panjang, ia langsung melajukan mobilnya ke arah mobil TaeYeon, tapi sial sesampainnya ia di tempat pengisian bensin, mobil hitam itu langsung melaju meninggalkan mobil Yoona yang sedari tadi mengikutinya. Ia pun terus mengikuti mobil tersebut sambil mencoba menghubungi TaeYeon.
Panggilan pertama tidak di jawab, ke dua, ke tiga, hingga yang ke sepuluh kali tetap saja tidak di angkat. Entah kenapa perasaan cemas langsung menyelimuti dirinya.
“Eonni kenapa tidak di angkat”.
Yoona mencoba lagi, hingga ia berhasil menghubungi eonninya itu. Tapi ternyata, tidak satu pun telponnya di angkat.
Ia bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan eonninya. Malam harinya ketika ia berkunjung, TaeYeon terlihat biasa-biasa saja. Tapi sekarang, eonninya itu terlihat sangat terburu-buru bak mendapat kabar yang tidak enak.
“Bagaimana ini, Leeteuk oppa,..Leeteuk oppa,..”.
Akhirnya Yoona memutuskan untuk menghubungi suaminya. Setidaknya Leeteuk tahu apa yang terjadi dengan TaeYeon dan sedikit banyaknya dapat membuatnya sedikit tenang. Ia mencari nama Leeteuk di daftar contact ponselnya dan langsung saja menghubunginya.
“Oppa,..apa TaeYeon eonni baik-baik saja???”.
Yoona langsung saja berbicara to the point padanya. Ia tak mau berbasa basi ditengah situasi seperti ini. Ia ingin kepastian mengenai keadaan eonninya saat ini juga.
Leeteuk sendiri juga dibuat terkejut dengan pertanyaan Yoona. Setaunya TaeYeon baik-baik saja dan tidak ada apa-apa dengan wanita yang sangat ia cintai itu. Yang sedikit berbeda hanyalah perutnya yang mulai membesar, selebihnya tidak ada apa-apa.
“Dia baik-baik saja, memang ada apa???? Kau bersamanya sekarang???”.
“TaeYeon eonni sepertinya sedang tergesa-gesa dan telponku juga diangkat”.
Yoona menjelaskan semua kekhawatirannya kepada Leeteuk. Ia tak memiliki pilihan lain, selain menghubungi suami eonninya itu.
“Sekarang kau dimana???”
Leeteuk mulai tidak tenang setelah mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan dari Yoona. Sepertinya ia mengerti mengapa TaeYeon bersikap seperti itu dan ia menyesal telah melakukan itu semua.
“Aku sekarang sedang mengikuti eonni”, Ucapnya
“Ok,..oppa sekarang benar-benar tidak bisa menyusul. Oppa minta tolong, sangat minta tolong padamu. Tolong jaga eonnimu itu. Oppa hari ini sudah buat dia kesal”.
Penyesalan memang selalu datang kemudian dan selalu saja tidak dimengerti oleh siapa pun yang merasakannya. Setidaknya itulah yang dirasakan Leeteuk saat ini. Ia menyesal telah membuat sang istri kesal dan tidak menuruti keinginannya.
“Dia kesal kenapa???”, Yoona memutar stir mengikuti arah mobil TaeYeon pergi
“Tadi pagi dia meminta oppa menjemputkan kimchi ke rumah ommanya dan kau tahu kalau itu tidak mungkin. Rumah ommanya jauh di Jeonju”, Terang Leeteuk
Yoona pun akhirnya menyetujui permintaan Leeteuk. Ia akan berusaha menjaga TaeYeon bagaimana pun caranya.
TaeYeon terus melajukan mobilnya meninggalkan jalanan utama Seoul dan mulai memasuki kawasan pinggiran Seoul. Ia masih tak habis pikir dengan suaminya.
“Apa dia pikir aku tidak bisa jemput sendiri”.
Ia menambah kecepakan mobilnya ketika memasuki area tol antar kota. Mungkin yang ia lakukan saat ini terbilang gila karena menyetir sendirian ke tempat yang tidak dekat, ditambah lagi dalam kondisi yang tengah hamil.
“Jangan panggil aku TaeYeon kalau tidak bisa melakukan semuanya sendiri”.
Titiiitttt,…Klakson mobil terus terdengar dari samping mobilnya. Yoona yang terus menekan tombol itu menatap sang eonni sambil memanggil-manggil namanya. Beruntung TaeYeon menyadari keberadaan Yoona dan langsung menghentikan mobilnya.
“Eonni sudah gila”.
Yoona langsung memarahi eonninya itu ketika keluar dari mobil. Ia tak habis pikir bahwa eonninya senekat itu.
“Yoona-ah”.
“Eonni jangan nekat seperti ini”.
“Maksudmu apa???”.
TaeYeon seolah-olah tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan Yoona. Ia berterima kasih karena dongsaengnya itu sangat perhatian padanya, tapi kali ini. Ia tak butuh perhatian itu.
“Aku tahu eonni kesal dengan Leeteuk oppa, tapi jangan seperti ini juga. Eonni bisa bilang aku”.
Akhirnya Yoona berhasil mencegah TaeYeon untuk menjemput kimchi buatan sang ibu ke Jeonju. Di dalam mobil, TaeYeon menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan sang suami tadi pagi. Meskipun tidak mengetahui bagaimana perasaan TaeYeon secara keseluruhan, tetapi ia mengerti sedikit demi sedikit perubahan sikap eonninya itu.
© © ©
Beberapa hari setelah tragedi kimchi berlalu, sekarang keadaan TaeYeon sudah mulai membaik. Proses ngidamnya perlahan-lahan mulai berkurang. Meskipun sesekali ia masih meminta, tapi tidak terlalu merepotkan.
Tiiinniiinnnggg,..Pintu dorm terbuka. HyoYeon, Jessica, dan Yoona yang ketika itu tengah berada di dorm terkejut dengan bunyi pintu yang telah dibuka. Setahu mereka lima member yang lain tidak akan bisa pulang setidaknya tiga jam lagi. Jessica dan Yoona pun langsung berlarian mendekati pintu.
“Eonni,..”, Yoona terkejut ketika melihat sosok kakak tertuanya itu muncul dibalik pintu dengan beberapa box dan juga tas yang ia bawa.
“Kau sendirian saja??”.
Jessica melihat ke arah luar, memastikan apakah benar leadernya itu datang seorang diri ataukah ada yang mengantarkannya.
“Yaaaa…itu apa??”, Hyoyeon tak kalah terkejutnya setelah melihat dua box dan satu tas yang tengah di bawa Jessica dan juga Yoona.
“Ini punya TaeYeon eonni”.
Semuanya serempak menatap ke arah TaeYeon, yang baru saja mendudukkan dirinya di atas sofa putih. Dia bahkan tidak memperhatikan ekspresi ketiga sahabatnya yang saat itu tengah menatapnya heran, apalagi dengan kardus-kardus yang ia bawa.
“Kau bawa sendiri???”. Hyoyeon meraih salah satu kardus yang di bawa TaeYeon dan membukanya perlahan.
“Aku tahu kalian bertiga tidak ada jadwal hari ini, jadi rencananya aku mau mengajak kalian membuat sesuatu untuk si baby”.
Dengan semangat yang mengebu-ngebu, TaeYeon meraih kardus yang berada tepat di depan Hyoyeon. Ia mengeluarkan satu persatu isi kardus itu dan menyusunnya dengan rapi di atas meja. Ia juga menunjukkan contoh akhir dari barang-barang tersebut kepada sahabat-sahabatnya itu.
“Kenapa tidak menghubungi kami saja untuk dijemput? Atau kami bisa datang ke rumahmu”.
Jessica tak henti-hentinya menceramahi TaeYeon sejak ia menginjakkan kakinya di dorm mereka. Ia sangat khawatir kalau sempat terjadi apa-apa dengannya. Ia tidak mau apa yang pernah dialami Yoona terjadi pula padanya.
“Kwinchanayo,..”.
TaeYeon hanya bisa tersenyum. Ia berterima kasih sekali dengan perhatian yang ia peroleh dari semua pihak. Tapi ia yakin, semuanya akan baik-baik saja. Apalagi dokter tidak pernah memberitahukannya tentang kemungkinan-kemungkinan yang buruk tentang janinnya.
“Untung saja kau sampai dengan selamat, kalau tidak bagaimana??”, Lagi-lagi Jessica memarahi TaeYeon
Ia berusaha mengalihkan perbincangan dengan memberikan beberapa bahan untuk diolah menjadi berbagai macam barang-barang lucu untuk sang jabang bayi kelak.
“Kau disini dari tadi??”. TaeYeon menyapa Yoona yang tengah serius menjahit.
“Hmm,..tadi aku di antar oppa”
Yoona menjawab pertanyaan eonninya itu tanpa menatapnya. Dengan serius ia memperhatikan setiap jahitan yang ia hasilkan. Ia tak mau hasil karyanya buruk, ditambah lagi karyanya itu akan dikenakan oleh anak eonninya kelak. Jadi, ia harus tetap fokus.
“Suamimu tidak ada jadwal hari ini???”, TaeYeon kembali bertanya
“Jadwalnya cukup padat”, Terang Yoona
TaeYeon hanya mengangguk, mengiyakan penjelasan dongsaengnya itu. Ia paham betul bagaimana sibuknya seorang public figure.
Sembari berbincang-bincang dan sesekali bercanda, akhirnya apa yang membuat mereka sibuk dari tadi telah siap dipamerkan. Kegiatan seperti ini bukan kali pertama mereka lakukan. Terkadang apabila tengah bosan, mereka sering melakukan kegiatan-kegiatan kreatif seperti sekarang ini dan ujung-ujungnya hasil tersebut akan mereka sumbangkan ke panti asuhan atau hanya untuk disimpan, sebagai kenang-kenangan.
“Mau kemana??”, Jessica langsung menghentikan langkah TaeYeon, yang ketika itu hendak meninggalkan perkumpulan kecil itu.
“Aku mau ke kamar mandi”, Ucapnya singkat.
Dengan perlahan ia melangkah menuju kamar mandi. Mengelus perut buncitnya yang sesekali menunjukkan keaktifan sang jabang bayi.
Yoona di lain sisi terus saja menatapi bantal kecil yang baru saja ia selesaikan. Perasaan rindu yang bercampur sedih menyelimuti hatinya saat ini. Perasaan rindu akan hadirnya anggota baru dalam kehidupannya dan juga sang suami. Terkadang rasa penyesalan datang tak kala ia teringat akan kecerobohannya waktu itu. Kecerobohan yang mengakibatkan janin yang ia kandung harus pergi dengan begitu cepat.
“Ini di beri pita orange pasti cantik”, Ujar Yoona lesu
“Kau kenapa?”, Tanya HyoYeon
“Entahlah eonni”, Jawabnya singkat
Air mata Yoona perlahan turun membasahi wajah mulusnya. Ia tak kuasa menahan rasa sedihnya tak kala mengingat kejadian itu. Sekarang setelah satu tahun berlalu, ia bahkan belum bisa melupakan tragedi di sore itu.
“Sudahlah Yoong, jangan terlalu kau dipikirkan”, Ucap Jessica, seolah-olah tahu apa yang tengah dipikirkan Yoona
Kedua membernya itu paham betul apa yang tengah dirasakan dongsaengnya saat itu. Tapi tak ada yang bisa mereka lakukan, selain memberikan dukungan dan doa agar semua sahabat-sahabatnya mendapatkan kebahagiaan yang abadi.
“TaeYeon kenapa lama sekali?”.
Sudah lebih dari lima menit ia menghilang dari perkumpulan itu dan sampai saat ini ia belum juga kembali. Mereka mulai khawatir kalau terjadi apa-apa dengannya.
“TaeYeon-ah”, Jessica memanggilnya
“Nae”.
Mereka mulai lega. TaeYeon menjawab panggilan mereka, yang menandakan bahwa wanita hamil itu dalam keadaan baik-baik saja. Tapi tak lama setelah itu Brrruuuukkkkk, sebuah bunyi yang keras mengejutkan semua orang.
To be Continue
Kira-kira bunyi apakah itu????
apakah semuanya akan baik-baik saja????
tunggu ya kelanjutannya ^_^
Khamsahamnida